NasionalPeristiwaSainsUpdate

Krisis Besar Pasca-Corona, Bill Gates Ungkap Dua Potensinya

blank
103
×

Krisis Besar Pasca-Corona, Bill Gates Ungkap Dua Potensinya

Sebarkan artikel ini
pendiri microsoft bill gates
Bill Gates (Foto : Gambar.foto)

FENESIA- Salah satu pendiri Microsoft, Bill Gates, menyebut setelah pandemi corona berakhir umat manusia bisa menghadapi dua krisis besar yang bisa membahayakan kehidupan, yaitu perubahan iklim dan ancaman virus berupa bioterorisme (senjata biologis).

“Setiap tahun (perubahan iklim) akan menjadi ancaman, korban meninggal yang lebih besar dari yang kita alami dalam pandemi (corona) ini,” kata Gates dalam wawancara.

Gates sendiri pada lima tahun lalu pernah meramalkan bahwa akan terjadi pandemi besar yang bisa merenggut nyawa banyak orang. Ketika pandemi corona terjadi, wawancara Gates pun kemudian menjadi viral.

“Bioterorisme. Seseorang yang ingin menyebabkan kerusakan dapat merekayasa virus. Kemungkinan dampaknya akan lebih dari apa yang terjadi saat ini,” papar Gates.

Sementara itu, berkaitan dengan ancaman lain yakni ancaman yang disebabkan oleh sifat manusia, ia menyatakan bioterorisme bisa jadi berbentuk virus atau penyakit mematikan yang ancamannya lebih buruk dari virus yang disebabkan oleh alam.

Gates juga berteori bahwa pandemi Covid-19 yang masih terjadi saat ini bukan pandemi terakhir yang akan dialami manusia.

Kedepan, kata dia, akan lebih banyak pandemi yang terjadi namun umat manusia semakin bisa menyiapkan diri untuk menghadapi berbagai ancaman di masa depan.

Ia juga menyebut pandemi berikutnya tidak akan menelan korban jiwa dalam skala seperti pandemi corona, yaitu lebih dari 2,3 juta orang tewas dengan lebih dari 107 juta terinfeksi.

“Pandemi bisa lebih buruk dalam hal kematian. Kematian cacar bahkan lebih dari 30 persen,” kata Gates.

Salah satu kesiapan yang bisa dilakukan seluruh negara adalah dengan memajukan penelitian mRNA. Hal ini berkaitan dengan teknologi yang digunakan dalam vaksin Pfizer dan Moderna COVID-19.

Gates sendiri memiliki rekam jejak puluhan tahun dalam pengembangan vaksin untuk negara berkembang. Yayasan yang didirikan Bill bersama istrinya, Melinda, di tengah pandemi corona ini juga menggelontorkan ratusan juta dollar untuk riset dan produksi vaksin.