EcozoneFeedSportIndustriOtoSport

Karena Covid-19, Ford-Mahindra Tak Jadi Gabung

blank
169
×

Karena Covid-19, Ford-Mahindra Tak Jadi Gabung

Sebarkan artikel ini
otomotif
Mahindra-Ford Gagal jalin kerjasama (Foto: Autoportal.com)

FENESIA – Covid-19 kurang lebih sudah setahun melumpuhkan berbagai sektor ekonomi di dunia, tak terkecuali sektor otomotif yang kena pukulan telaknya.

Karena situasi yang belum jelas dan sudah berjalan cukup lama ini, raksasa otomotif Amerika Serikat, Ford dan raksasa otomotif India, Mahindra  membatalkan rencana mereka untuk berbisnis bersama.

Ford dan Mahindra mengumumkan keputusan tersebut dalam pernyataan terpisah. Langkah ini merupakan sebagai dampak dari ekonomi global dalam 15 bulan terakhir yang mengakibatkan resesi.

Mengutip dar Reuters, juru bicara Ford, T.R Reid seperti dikutip dari Reuters mengatakan, “Ekonomi global dan lingkungan bisnis tidak sama lagi seperti Oktober tahun sebelumnya.”

Batas waktu untuk menyelesaikan usaha patungan ini harusnya 31 Desember 2020. Namun, keduanya sepakat untuk tidak melanjutkan rencana ini.

Pada Oktober 2019, Ford dan Mahindra mengatakan mereka akan membentuk usaha patungan di India sebagai upaya untuk memangkas biaya pengembangan dan produksi kendaraan untuk pasar negara berkembang. Perusahaan mengatakan pada saat itu mereka mengharapkan untuk meluncurkan tiga kendaraan baru, seperti SUV menengah, dan juga bersama-sama mengembangkan kendaraan listrik untuk pasar negara berkembang.

Saat ditanya apakah kendaraan yang direncanakan itu sekarang juga dibatalkan, Reid menolak untuk membicarakannya. “Pada titik ini, tidak ada yang perlu dibicarakan selain usaha patungan tidak akan terjadi,” jawabnya.

Tekanan untuk melakukan merger dalam industri otomotif telah meningkat karena biaya pengembangan kendaraan listrik dan swakemudi mendorong perusahaan untuk menghemat dana untuk upaya tersebut.

Para eksekutif Ford telah berulang kali memuji strategi perusahaan yang mencakup kemitraan dengan Mahindra sebagai cara untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya dalam perjalanannya untuk mencapai 8% margin laba operasi global.

Sedangkan, Mahindra mengatakan dalam pernyataannya keputusan tersebut tidak akan berdampak pada rencana produknya. Bahkan pembatalan itu dikatakan dapat mempercepat upaya pengembangan SUV listrik.